بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
, الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ , مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ , إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ , اهْدِنَا الصِّرَاطَ المُسْتَقِيمَ , صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ , غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّينَ.
Assalamualaikum w.b.t/السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
.
006.
Nota Buat Pengunjung Blog..
Antara Batu Terbang, Masjid al Aqsha dan Kubah Emas di Yerusalem
Tulisan ini merupakan tambahan informasi dan penjelasan dari artikel tentang gambar
“Batu Terbang” di Palestina. Karena cerita yang menyertai gambar batu terbang tersebut seringkali menyinggung tentang peristiwa
Mi’raj Nabi Muhammad,
maka perlu juga dijelaskan tentang keberadaan batu yang disebutkan
sebagai tempat di mana Nabi memulai perjalanan ke langitnya.
Selain itu,
tidak jarang terjadi kesalah pahaman, di mana orang mengira
Masjid Kubah Emas sama dengan Masjid Al Aqsha.
Melalui tulisan di bawah, akan dijelaskan perbedaannya.
Batu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan Masjid Kubah Emas
Ada tradisi dan kepercayaan di kalangan kaum muslimin tentang batu
yang menjadi titik tolak Nabi Muhammad melakukan Mi’raj ke langit. Batu
ini berada di Yerusalem, Palestina. Batu ini benar-benar ada.
Ia berada
di wilayah yang sekarang disebut sebagai:
Mount Temple atau
Gunung Kuil oleh orang Yahudi. Disebut demikian karena mereka
mempercayai bahwa Kuil Nabi Sulaiman pernah dibangun di wilayah
tersebut.
Bahkan sebagian mempercayai kuil tersebut dibangun di atas
batu yang sama. Kaum muslimin menyebut wilayah tersebut sebagai
Haram al Quds al Syarif atau Kawasan Suci dan Mulia.
Sejak lama batu tersebut telah memperoleh penghormatan dari kaum
muslimin. Bahkan konon ceritanya, Khalifah Umar bin Khathab juga
mengunjungi batu ini setelah ia menundukkan Yerusalem.
Ketika Khalifah
Abdul Malik bin Marwan berkuasa, ia memerintahkan pembangunan
Qubah ash Shakhra
(Kubah Batu) di tahun 685 M yang melindungi batu tersebut dan para
pengunjungnya dari terik dan dingin.
Sebagian sejarawan juga menyatakan
bahwa pembangunan Kubah ini untuk menyaingi kemegahan bangunan-bangunan
keagamaan lain di wilayah Yerusalem, seperti
Gereja Holy Sepulchre,
dan mencegah agar kaum muslimin tidak terpesona dengan kemegahan agama
lain.
Uang sebanyak 10,000 dinar emas kemudian dilebur untuk melapisi
bagian luar kubah tersebut.
Jadi,
Masjid Kubah Emas atau Qubah ash Shakhra inilah yang melingkupi batu tersebut hingga kini. (Sumber:
Wikipedia)
Sejak masa Umar itulah, wilayah Haram al Syarif ini menjadi wilayah
kekuasaan kaum muslimin. Adanya bangunan berkubah emas yang berada di
tempat tinggi dan berkilauan memberikan kebanggaan tersendiri bagi kaum
muslimin.
Hal ini pun makin menambah rasa kepemilikan dan penghormatan
atas wilayah suci yang pernah menjadi kiblat pertama kaum muslimin ini.
Tidak mengherankan jika kemudian Masjid Kubah Emas ini menjadi simbol
dari wilayah suci Al Quds dan bahkan Palestina secara umum.
Mereka yang pernah mengunjungi atau melihat bagian dalam Masjid Kubah
Emas ini tentu akan melihat keunikan sang batu. Keunikan inilah yang,
menurut saya, kemudian memunculkan cerita dan legenda tentang batu yang ingin terbang mengikuti Nabi ke langit.
Gambar-gambar di atas adalah foto-foto dari bagian dalam Masjid Kubah
Emas. Yang kiri memperlihatkan sebuah gapura yang menjadi pintu masuk
sebuah ceruk atau gua yang berada di bawah batu.
Bagian atas batu dapat
terlihat di belakan gapura tersebut. Di bawahnya terlihat ada orang yang
sedang sholat.
Gambar kanan menunjukkan suasana di dalam gua. Terlihat ada tangga
yang menghubungkan bagian luar (gambar kiri) dan bagian dalam gua.
Ada
ruangan yang cukup lapang untuk belasan orang di sana. Dari foto
terlihat bahwa atap gua cukup tinggi dan mulut gua lebar. Kita dapat
bayangkan bila orang duduk di bawah sana dan melihat ke atas, ke arah
mulut gua, maka batu yang menjadi atap gua tersebut
seolah melayang di udara.
Inilah yang menurut saya menjadi sumber cerita batu terbang tersebut.
Perkataan Ibnul 'Arabi tentang 'Batu Terbang'
Ini adalah tambahan informasi tentang sebuah kisah yang saya ambil dari
Blog Qhazanah.
Dalam kitab al-Israk wal-Mikraj oleh Khalid Saiyyid Ali di
halaman 82, atas tajuk yang bermaksud 'Tempat Nabi bermikraj', disebut
di bawahnya suatu penulisan (yang bermaksud): "Berkatalah al-Imam Abu
Bakar Ibnul ‘Arabi, ketika membuat penjelasan (syarah) Kitab al-Muwattak
oleh Imam Malik disebutkan, batu besar di Baitulmaqdis adalah suatu
keajaiban Allah SWT.
"Batu itu berdiri sendiri di tengah-tengah Masjidil Aqsa,
tergantung-gantung dan terpisah daripada semua bahagiannya dengan bumi.
Tidak ada yang memegangnya, melainkan Yang Memegang langit, daripada
jatuh menimpa bumi."
"Di puncaknya dari arah selatan, itulah tempat kaki Nabi Sallallahu
‘Alaihi Wasallam berpijak untuk menaiki Buraq, di sebelah itu agak
condong. Dikatakan kerana kegerunannya atas kehebatan baginda Sallallahu
‘Alaihi Wasallam maka batu itu tergantung, saya sendiri takut untuk
berada di bawahnya, kerana takut batu itu menghempap saya kerana
dosa-dosa saya."
"Setelah beberapa ketika kemudian, saya pun memberanikan diri dan masuk
berteduh di bawahnya, maka saya dapat melihat pelbagai keajaiban. Saya
dapat menyaksikan ia dari semua arah. Saya benar-benar melihatnya
terpisah dari bumi. Ada arah yang lebih jauh terpisah dari bumi daripada
arah yang lain."
Ditambahkan oleh sang penulis blog, bahwa ia pernah mengunjungi Kubah Batu tersebut dan mendapati bahwa
sekarang tidak terlihat bahwa batu tersebut melayang. Persis seperti gambar-gambar gua di atas.
Masjid Kubah Emas dan Masjid Al Aqsha.
Gambar di samping adalah foto udara wilayah Haram Al Syarif yang
dibatasi oleh tembok tinggi dengan latar belakang wilayah Kota Tua
Yerusalem. Masjid Kubah Emas terlihat mencolok di tengah wilayah
tersebut. Ada satu lagi bangunan berkubah yang berada pada sisi kanan
bawah. Itulah bangunan
Masjid Al Aqsha.
Sebagai sebuah masjid, Khalifah Umarlah yang pertama kali
membangunnya dalam bentuk bangunan kecil.
Khalifah Al Malik yang juga
membangun Kubah Emas kemudian memugar dan memperluasnya. Setelah
beberapa kali pembanguan kembali dan pemugaran karena hancur oleh gempa,
bangunan yang sekarang ada merupakan peninggalan Masjid dari masa
kekhalifahan Fatimiyah sekitar awal abad ke 10.
Hari ini, wilayah Kota Tua Yerusalem telah berada di bawah kekuasaan
Israel. Namun, wilayah Haram Al Syarif dengan Kubah Emas dan Masjid Al
Aqsha-nya tetap berada dalam pengelolaan Kementrian Waqaf Yordania.
Secara umum, hanya orang islam saja yang diperkenankan memasuki wilayah
ini. Pada tahun 2007, sempat terjadi protes besar-besaran di dunia islam
karena pemerintah Israel melakukan penggalian di bagian luar tembok
yang berbatasan langsung dengan Masjidil Aqsha.
Bagi yang tertarik untuk melihat-lihat wilayah Al Quds ini,
Saudi Aramco World telah membuat
sebuah wisata virtual di situs webnya.
Di sana dipaparkan dengan jelas sejarah Kubah Emas dan Masjidil Aqsha.
Dan lebih menarik lagi, ditampilkan pula gambar-gambar panorama
interaktif berbagai tempat di wilayah tersebut, termasuk gua di bawah
batu yang dijelaskan di atas. Selain itu ada juga wisata virtual ke Al
Hambra di Spanyol dan Masjid Sulaiman di Turki. Sangat menarik!
Sumber:
Antara Batu Terbang, Masjid al Aqsha dan Kubah Emas di Yerusalem.
Baca Juga:
1138. Gambar ASLI dan SAHIH Batu Terapung yang disebut dalam peristiwa Isra’ Mikraj.
"FABI
AYYI AALA IRABBIKUMA TUKAZZHIBAN" = Nikmat Tuhan Manakah Yang Engkau
Hendak Dustakan?........muhasabah buat diri kite ni belake kerana Allah
S.W.T.....
Perhatian:
Pemaparan tajuk-tajuk, gambar-gambar dan segala bagai, adalah pandangan
dan pendapat peribadi yang lebih menjurus kepada sikap dan sifat untuk
menjadi lebih baik dengan mengamalkan gaya hidup menurut perentah dan
larangan Allah S.W.T., antaranya bersikap dengan tiada prasangka, tidak
bertujuan untuk kebencian, tidak berkeperluan untuk bersubahat dengan
perkara bohong dan tiada kaitan dan berkepentingan dengan mana-mana
individu. Jujur., aku hanyalah hamba Allah S.W.T., yang hina dina.
BERSANGKA BAIK KERANA ALLAH S.W.T..